Mengenal
Identitas “Kaum Rebahan”
“Kaum rebahan” diartikan sebagai orang yang punya kebiasaan berbaring,
baring di kasur sambil marathon drama korea misalnya, baring di lantai scroll lini masa sambil bacain komentar orang
di media sosial, enggak ketinggalan sediain snack
sama minumannya juga ya— biar enggak seret. Pokoknya baring-baring santuy udah jadi
hal terindah lah bagi kaum yang satu ini.
Labeling kaum rebahan enggak
asing dikaitkan dengan generasi ini. Dilansir
dari uzone.id,
sebuah tulisan di New York Times
mengungkapkan, jika generasi Y (millenial) yaitu generasi yang lahir di atas
1980-an hingga 1997.
Bagi millenials, kemajuan teknologi menjadi suatu hal yang enggak bisa
lepas dari aktivitas sehari-hari. Pesan makanan dan minuman, isi pulsa atau voucher game, belanja kebutuhan harian,
sampai berjelajah dunia bisa dilakukan hanya lewat media sosial dan internet.
Kan,
lagi-lagi media sosial ini bikin kaum rebahan makin betah aja ya, walau seharian
kegiatannya cuma rebahan di dalam kamar.
Eits, tunggu, jangan berbangga diri dulu. Jadi millenials di era digital, enggak
cukup tuh kalau hobinya rebahan terus. Ada 7 kebiasaan yang wajib millenials terapkan,
biar tetap produktif dan santuy, nih~ Coba diintip beberapa hal berikut, yuk!
1.
Upgrade Ilmu, Biar Bisa Terus Belajar
Kamu enggak salah lho, jadi kekinian dengan rajin update di medsos, tapi imbangi juga kebiasaan itu dengan hal-hal
positif. Jangan cuma akun gosip yang di-follow,
banyak akun-akun hits (baca: yang
kamu banget), bikin wawasanmu berkembang.
Contohnya, kamu bisa ikuti akun sirclosolution yang bahas soal e-commerce
dan teknologi. Bagi kamu yang punya bakat terpendam di dunia bisnis dan pengin
mulai buka usaha, bisa kepoin seputar
persona brand atau strategi digital marketing yang bisa langsung
diterapkan.
Atau kamu juga bisa ikuti akun jejuru.com guna informasi terkini
seputar pengembangan diri dan belajar keterampilan dasar (softskills) yang akan menunjang karirmu saat ini.
2.
Berada di Lingkungan Positif, Bergaul dengan Orang yang Tepat
Kalau punya hobi atau minat yang menurutmu bisa menciptakan nilai
karya misalnya, “aku suka banget nulis dan menuangkan ide, suatu saat aku
pengin jadi writer preneur.”
Sekadar “pengin” dengan modal “bermimpi” mana bisa terealisasi? Kamu
mengklaim kalau kamu generasi kekinian, tapi kebiasaan harian cuma mageran.
Wahai… kaum rebahan, “yuk, gerak dikit, buat kembangin hal-hal positif dalam diri.”
Wahai… kaum rebahan, “yuk, gerak dikit, buat kembangin hal-hal positif dalam diri.”
Kamu bisa lho, gabung dengan komunitas, grup pelatihan atau grup diskusi
sesuai minat yang disukai. Cara ini bisa ampuh, kalau aja kamu turut mengubah
cara berpikirmu agar selangkah lebih maju. Kegiatan yang dilakukan bersama atau berjamaah, pasti membuahkan lebih
banyak energi, apalagi kalau aktivitasnya positif?
Bukan lagi jadi mimpi yang kamu rapalkan sambil menatap lekat langit
kamar, tapi goals itu bisa kamu gapai
dengan giat mencoba serta konsisten dalam berlatih. Siapa tau, kamu panen
inspirasi dan relasi yang justru akan mempermudah diri ke arah yang dituju.
3.
Berani Ambil Risiko, Jangan Ragu-ragu dong!
“Penyesalan adalah kesempatan yang tidak dilakukan” – Raditya Dika
dalam sebuah comedy show-nya. Benar
kalau “penyesalan” itu belakangan,
yang di awal itu adanya “berani
memulai”.
Demi sebuah perubahan dan pencapaian, rasanya kita enggak perlu seribu
kali berpikir, apakah perlu atau tidaknya menjalani hal yang akan berdampak
baik buat diri dan sekitar. Lakukan hari ini, atau kesempatan akan hilang sama
sekali.
Kegagalan justru membuka ‘peluang lebih’ untuk sebuah
keberhasilan, bukan? Jadi, jangan tunggu tahun depan, nanti keburu diambil
orang. *Eh, nah, kan, jadi kapan nih,
mblo?
Hari ini adalah saatnya kamu memulai, ya! Mulai dari diri sendiri
untuk sebuah langkah suksesmu.
4. Sisihkan Pendapatan untuk
Investasi Masa Depan
Jatah bulanan
sah-sah aja dipakai belanja, tapi jangan berlindung dengan tameng “aku ingin
membahagiakan diri dengan menghadiahi diri.” Sesekali boleh, asal enggak bablas
sampai saldonya minus, ya.
Bahkan ada kutipan
dari sebuah postingan instagram, kalau di zaman now ini, “kita membeli barang yang tidak diperlukan dengan uang
yang tidak dimiliki, demi mengesankan orang yang kita tidak sukai.” Wah, jangan
ditiru yang kayak gitu sih, gengs!
Iya, sadar atau
enggak, ada kalanya barang yang dibeli itu enggak butuh-butuh banget. Cenderung
akibat ke-impulsifan, atau bahkan biar ikutan tren aja.
Nah, cara yang
bisa dilakukan, selain wajib menabung, kamu juga bisa menginvestasikan pundi-pundi
rupiah yang dimiliki. Dengan fokus berinvestasi, hasil yang didapat bisa lebih
banyak dari sekadar yang ditabung. Ini maumu ‘kan, sukses di usia muda lalu bisa jalan-jalan keliling dunia?
5. Jangan Mudah Merasa Puas
“Ada masanya untuk kamu berwisuda
berulang kali,” ungkapan yang ditujukan untuk kaki-kaki para pejuang hidup,
tangan-tangan pembangun asa, serta harapan yang lebih baik di masa depan.
Sebagian dari kita mudah merasa puas jika sudah memiliki pekerjaan
layak dan berkecukupan dari segi penghasilan. Namun, hal itu berbeda bagi orang
yang ingin maju dan berkembang.
Bukannya enggak bersyukur ya, melainkan perlu juga nih, untuk kamu
mengasah kemampuan baru dengan cara keluar dari dari zona nyaman saat ini.
Terlebih kita hidup pada masa teknologi yang serba canggih.
Perubahan zaman dirasa kian pesat, persaingannya juga jelas semakin ketat.
6. Pentingkan Etika Dibanding
Penampilan
Berpenampilan sederhana dengan segudang karya lebih utama rasanya,
daripada modal gaya tapi minim kualitas dan hasil nyata. Enggak perlu usaha tampil layaknya eksekutif muda, penampilan
kelak mengikuti dari etos kerja yang serupa.
Rupanya banyak juga, orang sukses yang justru tampilannya biasa
aja. Yang mereka ‘pamerkan’ adalah hasil kerja kreatif, inovatif, serta jelas
kebermanfaatannya. Pengin juga enggak, sih?
Untuk itu, perlu juga bagi kamu yang ingin produktif, agar perbaiki
manner kerja yang tepat. Jangan mau
berlindung dalam selimut kemalasan!
7. Berpikiran Terbuka dan
Bersikap Kritis
Ini
juga penting kamu miliki, gengs! Bagi
kamu generasi Y, pola pikir open minded menjadi
kebiasaan yang akan membedakanmu dengan generasi sebelumnya.
Generasi
dengan pikiran terbuka menjadi lebih toleransi dan enggak gampang menjudge orang yang bersebrangan pendapat.
Justru kamu dituntut agar lebih penasaran dan mau mempertimbangkan pendapat
orang lain.
Hal
itu justru semakin memudahkan dirimu, biar enggak cepat merasa tersinggung. Kamu
tau dong, beda manusia, beda latar belakangnya, maka beraneka pula isi
kepalanya. Jadi, masih bisa ‘duduk bareng’ ‘kan,
jika ada selisih paham?
Enggak
cuma berpikiran terbuka ya, bersikap kritis juga menjadi bentuk kepedulian yang
wajib kamu biasakan. Bukan
saja sebatas hal-hal viral di dunia maya, tapi kamu bisa juga melatih sikap
kritis ini untuk mengkaji hal penting berkenaan dalam situasi sosial, ekonomi,
atau politik yang berkembang di Indonesia.

Komentar
Posting Komentar