Langsung ke konten utama

Camilan Frozen Food Enak dan Murah Ala Rumahan

Sumber Gambar: koleksi pribadi

Di masa pandemi ini, nggak jarang pegiat UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang mampu bertahan dalam bisnisnya. Namun, menariknya banyak juga lho, rekan di sekitar saya yang mulai merintis usaha kecil rumahan berupa produk camilan (snack). Salah satunya, produk yang kali ini ingin saya ulas.

Snack biasanya berbentuk makanan ringan seperti keripik atau jenis kerupuk bertabur bubuk pasta, tapi camilan yang ini adalah makanan beku (frozen food). Enak, murah meriah, dan cukup bikin kenyang. Camilan ini bisa jadi kudapan pagi bersama secangkir teh, atau buat teman ngopi pada sore hari. 

Sebelumnya, saya sudah jajan lebih dulu yang varian original, pedas, dan mozarella; produk olahan tahu bakso dari Cemal Cemil Neng Karin. Kebetulan, sekarang sudah mengeluarkan varian terbarunya, yakni Pangsit Bakso dan Tahu Bakso Jamur. Saya langsung penasaran sama Pangsit Baksonya, terbayang memori jajanan pangsit sewaktu SD. Saya pun memesan dua bungkus produk olahan Pangsit Baksonya, lalu dapat bonus promo empat buah varian Tahu Bakso Jamur sebagai tester.

Menyoal tahu bakso, sekilas kedengarannya memang biasa saja. Lantas apa yang buat saya tertarik jajan tahu bakso ini, ya?

Selain ingin mendukung pemberdayaan produk jualan UMKM, untuk sekelas camilan rumahan yang enak dan terjamin mutunya, Cemal Cemil Neng Karin harganya cukup terjangkau. Berkisar sepuluh ribu sampai lima belas ribu rupiah saja, satu kemasan berisi 10-12 buah.

Kedua, dengan tersedianya banyak varian jenis dan rasa, membuat saya tertarik mencoba kudapan ini. Karena dari yang saya lihat, produknya nggak hanya tahu aci biasa. Produk home made ini punya rasa dan kualitas yang pastinya sangat memerhatikan kehigienisan dan bukan "asal instan".

Memang, produk makanan beku, umumnya cenderung lebih awet jika dimasukkan ke lemari pendingin (kisaran 1-2 minggu atau lebih). Namun, yang terpenting, olahannya ini nggak menggunakan bahan pengawet, MSG, serta terbuat dari bahan baku pilihan yang halal.

Menurut saya, aroma dari kedua produk (Pangsit Bakso dan Tahu Bakso Jamur) benar-benar terasa wangi bakso yang terbuat dari olahan ayam segar. Saya memang tertarik dengan menu pangsitnya, tetapi ternyata saya malah lebih tergoda mencicip Tahu Bakso Jamur yang awalnya sempat saya ragukan. Karena saya pikir, rasanya nggak akan beda jauh sama yang original, mozarella, atau pedas.

Ternyata perkiraan saya sedikit meleset dari ekspektasi. Paduan rasa bakso dan tahu jamurnya lebih "juicy" dalam sekali gigit. Menurut saya, mungkin karena tercampur dengan potongan jamur kuping hitam yang sudah menyatu dengan isian tahunya. Sehingga kandungan air sedikit bertambah, tapi nggak membuat kalah cita rasa dan kelezatannya.

Rasa gurih dari bakso ayamnya cukup kuat, sehingga bikin kepengin lagi dan lagi. Tahu kulitnya juga empuk dan garing di luar setelah digoreng, sama sekali nggak terasa asam atau tercium bau nggak sedap seperti pada olahan tahu tertentu.

Nggak cukup sampai di situ, saya lanjut mencicip Pangsit Bakso. Tekstur pangsitnya nggak terlalu krispi seperti kerupuk pangsit, ya. Namun, cukup renyah ketika digoreng garing dengan isian bakso ayam yang cita rasanya juga enak.

Hanya ada sedikit yang menurut saya kurang, tekstur isiannya seperti agak padat dengan adonan tepung, sehingga kurang empuk. Ini bukan berarti teksturnya alot atau nggak matang, lho, ya. Secara keseluruhan rasanya tetap pas dan enak, tetapi saya lebih sarankan untuk menyantapnya selagi hangat. Ditambah cocolan saus sambal bawang yang maknyus, wah, makin mantap jiwa.

Sedikit gambaran, bagi yang suka rasa pedas asin, tahu bakso varian pedasnya cocok kamu coba. Karena olahan tahu bakso telah dicampur dengan irisan cabai rawit merah jeletot. Untuk yang ingin merasakan perpaduan keju leleh dengan bakso, varian mozarella juga nggak kalah enaknya.

Sejauh ini yang jadi favorit saya adalah varian jamur. Selain enak, for your information, jamur kuping hitam ternyata juga memiliki beberapa kandungan manfaat seperti yang dikutip melalui halodoc yakni, menguatkan daya tahan tubuh, mengandung antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas penyebab kanker, menambah pasokan energi, dan menjaga berat badan.

Oh, iya, untuk memesan camilan ini, selain lewat instagramnya, saat ini sudah bisa juga ditemukan lewat aplikasi pengantar makanan Go Food, dengan mengetik "Tahu Bakso Neng Karin". Kalau pesan lewat aplikasi, jika masih tersedia, maka kamu akan dapat tambahan kuah "cocol" (kurang lebih rasanya seperti yang ada di kuah tahu gejrot).

Mau camilan kenyang dan murah dari rumah? Cemal-cemil Neng Karin ini saya rekomendasikan untuk kamu memesannya, ya. Jangan terlewat untuk memastikan jam buka dan tutup pemesanan yang tertera di aplikasinya. Selamat makan enak, Foodies!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolahku di Kolong Langit

Seteduh cuaca langit sore itu. Kumpulan asa anak-anak Kampung Ciheleut menyembul bak gumpalan kapas putih yang semarak memayungi Kota Hujan. Di wilayah Kecamatan Bogor Timur, sebagian dari mereka yang terpinggirkan boleh jadi bisa tersenyum lepas, karena dapat banyak belajar dan menikmati kehangatan bermain bersama teman-teman seperti pada umumnya. Begitu lincah kaki-kaki telanjang itu riang berlarian ke sana ke mari, setidaknya bukan lagi seperti di sela hari, yang membuat kaki mungil mereka terbius panas aspal dan debu kota yang menyesakkan. Tepatnya di selasar rumput pinggiran jalan Tol Jagorawi KM-6,  kegiatan belajar itu pun dilakukan, berpadu di tengah bisingnya kendaraan. Kini, lagi— sebuah film adaptasi novel “Perahu Kertas” gugahan Dee Lestari, membekaskan decak kagum tersendiri di khalayaknya, melahirkan sang fiksi menjadi sebuah bentuk inspirasi nyata. Sebuah komunitas sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan, bernama Sakola Alit, bertujuan untuk memban...

Konsep Sosio [UAS]

Topik pembahasan   :     URBANISASI LATAR BELAKANG                   Seiring perkembangan dan pertumbuhan jumlah penduduk, populasi masyarakat di ibu kota semakin bertambah dari tahun ke tahun. Data Badan Penelitian Pusat Statistik menunjukkan jumlah penduduk Jakarta tahun 2012 yaitu 230 juta jiwa, sedangkan tahun 2013 mengalami peningkatan yang diperkirakan mencapai 250 juta juta. Permasalahannya mereka yang ada di kota tidak semua ialah penduduk asli, melainkan banyak pula kaum pendatang yang menyebar dan menetap untuk tinggal.