Langsung ke konten utama

Prioritaskan Pendidikan, Bisnis Kreatif Menjadi Andalan



gambar: pixabay



            “Ketika itu saya melihat sudah tak ada sepeserpun uang di saku. Kemudian saya berpikir, apa yang bisa dilakukan? Sedangkan yang ada hanya uang untuk kuliah. Sekitar 15 juta, itu pun hasil saya menabung selama tiga tahun saat SMA.”



            Hidup di tanah rantau kedengarannya memang tidaklah mudah. Belajar mandiri dan butuh perjuangan untuk dapat bertahan hidup.  Hidup adalah hidup, terus bergulir dan tak pernah peduli, akankah kita terus bergerak menuju impian, ataukah kalah tanpa tujuan?


        Hal ini yang dialami oleh sosok perempuan mengagumkan bernama Nurul Kamariah. Mahasiswi Unpak kelahiran tahun 1998 di kota Dompu, NTB ini mulanya mencoba mendaftarkan diri sebagai mahasiswi jurusan ilmu Gizi IPB. Usahanya gagal, lantas kemudian tak pupus dalam harap. Kini ia merupakan salah satu mahasiswi semester II jurusan Sastra Inggris.


Tak ingin bergantung dengan orang tua, Nurul memutar otak. Bagaimana kiranya ia dapat menghasilkan uang sendiri. Dalam status mudanya sebagai mahasiswa, ia sudah dapat mengirimkan uang untuk Ibunya. Sebesar 25% selalu berusaha disisihkan dari hasil jerih keringatnya selama ini. Sementara sebagian lainnya ditabung untuk tujuan hidup ke depan. “Dulu, sehari itu bisa dibilang hampir gak ada uang yang dikeluarkan. Biasanya saya makan di warteg cuma pake sambel, kalau di kosan paling enggak pake kecap. Saya juga gak pernah jajan,” kisah Nurul dalam raut tegarnya.


Yang terjadi ketika itu ia sedang duduk di depan fakultas. Saat ia melihat kiri kanannya, ternyata banyak yang ngopi. “Ide berjualan kopi seduh itupun muncul. Langsung saja hari itu saya pergi ke tukang penjual termos dan menyiapkan segalanya. Esok harinya hal itu segera saya realisasikan. Saya gak malu, gak peduli kata orang. Yang penting saya fokus dengan impian saya,” ungkapnya.


Berbagai usahapun telah dilakukannya, mulai dari berjualan kopi, gorengan, pulsa, laundry, catering, sampai bisnis fotokopi. Mahasiswi yang juga aktif dalam organisasi FKMI (Forum Komunikasi Mahasiswa Islam) ini pun sempat berkeinginan membuka usaha sosis bakar di FMIPA, namun karena terkendala modal untuk sewa tempat dan SDM, hal tersebut ia urungkan. Hingga saat ini penghasilannya sudah lebih meningkat. Nurul berkesempatan bekerja menjadi distributor produk herbal life. Dari tawarannya itu pun ia difasilitasi sepeda motor secara gratis.


Tidak ada strategi khusus yang ia pelajari dalam menekuni bisnisnya. Hanya bermodalkan buku bacaan, internet, dan pengalaman langsung dari para pedagang dekat Botani, Perempuan yang mengidolakan Chairul Tanjung itu selalu berupaya mencoba, mencoba, dan mencoba, walaupun tak selalu mulus bisnis yang telah dijalankannya. Nurul memiliki impian, kelak ia bisa menjadi pengusaha sukses, membahagiakan Ibunya, dan membantu orang-orang yang tak mampu di sekitarnya. (Kartika)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolahku di Kolong Langit

Seteduh cuaca langit sore itu. Kumpulan asa anak-anak Kampung Ciheleut menyembul bak gumpalan kapas putih yang semarak memayungi Kota Hujan. Di wilayah Kecamatan Bogor Timur, sebagian dari mereka yang terpinggirkan boleh jadi bisa tersenyum lepas, karena dapat banyak belajar dan menikmati kehangatan bermain bersama teman-teman seperti pada umumnya. Begitu lincah kaki-kaki telanjang itu riang berlarian ke sana ke mari, setidaknya bukan lagi seperti di sela hari, yang membuat kaki mungil mereka terbius panas aspal dan debu kota yang menyesakkan. Tepatnya di selasar rumput pinggiran jalan Tol Jagorawi KM-6,  kegiatan belajar itu pun dilakukan, berpadu di tengah bisingnya kendaraan. Kini, lagi— sebuah film adaptasi novel “Perahu Kertas” gugahan Dee Lestari, membekaskan decak kagum tersendiri di khalayaknya, melahirkan sang fiksi menjadi sebuah bentuk inspirasi nyata. Sebuah komunitas sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan, bernama Sakola Alit, bertujuan untuk memban...

Camilan Frozen Food Enak dan Murah Ala Rumahan

Sumber Gambar: koleksi pribadi Di masa pandemi ini, nggak jarang pegiat UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang mampu bertahan dalam bisnisnya. Namun, menariknya banyak juga lho, rekan di sekitar saya yang mulai merintis usaha kecil rumahan berupa produk camilan (snack) . Salah satunya, produk yang kali ini ingin saya ulas. Snack biasanya berbentuk makanan ringan seperti keripik atau jenis kerupuk bertabur bubuk pasta, tapi camilan yang ini adalah makanan beku ( frozen food). Enak, murah meriah, dan cukup bikin kenyang. Camilan ini bisa jadi kudapan pagi bersama secangkir teh, atau buat teman ngopi pada sore hari.  Sebelumnya, saya sudah jajan lebih dulu yang varian original, pedas, dan mozarella; produk olahan tahu bakso dari Cemal Cemil Neng Karin . Kebetulan, sekarang sudah mengeluarkan varian terbarunya, yakni Pangsit Bakso dan Tahu Bakso Jamur. Saya langsung penasaran sama Pangsit Baksonya, terbayang memori jajanan pangsit sewaktu SD. Saya pun memesan dua bungkus produk ola...

Si 'Pengais Receh' Jalanan

          Sebagaimana kita ketahui, bahwa setiap harinya anak-anak jalanan berpencar di sepanjang jalanan kota dengan beragam aksinya. Tentu hal yang dilakukannya memang bukan tindakan kejahatan yang merugikan, mereka hanya menyinggahi dari angkutan kota satu, ke angkutan lainnya dengan  hanya bermodalkan suara nya yang parau, tenaga, dan alat andalannya yaitu gitar kecil atau bilah kayu dengan ornamen tutup minuman ringan. Namun tetap ada saja orang atau sebagian dari kita yang merasa risih dan kadang kala menganggap mereka dengan sebelah mata.